Jumat, 07 Juni 2013

Nyebelin,...

@princess_PKS : |Dek, nyita hatimu, boleh? | Boleh, sesuai aturan ya...jumpai orang tua bla..bla.. | Eh, harus? | Gak usah nyebelin ky KPK de bang...



Transkrip diatas saya kutip dari status fb teman, yang mungkin ingin menggambarkan betapa kesal, kecewa terhadap kinerja KPK, maklum kinerja KPK dinilai tidak adil oleh teman-teman di PKS, yang sepertinya begitu gencar membongkar kasus LHI, seakan lupa dengan kasus besar lain yang begitu besar merugikan negara. Belum lagi isu pembubaran PKS ikut dihembuskan, lha wong yang sudah masuk LP saja partainya gak dibubarin, kok yang belum terbukti mau dibubarin, nyebelin !.



Tapi bukan PKS atau KPK nya yang menjadi titik tekan dalam tulisan ini, satu kata saja “ Nyebelin”, walaupun saya sendiri khawatir kalau kata nyebelin identik dengan komisi anti rasua tersebut, mau jadi apa pemberantasan korupsi di negeri ini, tapi biarlah itu urusan KPK dan teman-teman yang punya akses untuk itu yang mengingatkannya.



Menurut KBBI nyebelin berasal dari kata “sebel” artinya mendongkol karena kecewa, kesal dan sebangsanya. Perasaan kecewa biasanya hadir ketika harapan tak sesuai kenyataan, apa yang diinginkan tak sesuai realita, ketika kesalahan terjadi berulang-ulang, ketika ada kesenjangan dan ketidakadilan, ketika dikerjain teman, ketika konsultasi proposal skripsi berkali-kali tak di acc dan banyak lagi. Berbagai ekspresipun bisa dilihat kalau orang lagi sebel, ada yang ngomel, cemberut, manyun, walau demikian sebel sebenarnya kerjaan hati. Sebagai manusia kita punya potensi untuk memiliki rasa itu, keinginan kita begitu banyak sementara kemampuan terbatas, dan bukan sekedar punya potensi untuk memiliki rasa sebel, kita juga punya potensi membuat orang lain merasa sebel alias menyebalkan.



Ketika orang sebel karena keteledoran, mungkin kata maaf masih ringan terucap, sayangnya ada orang-orang yang kadang justru merasa senang dan menang, ketika menjadi sebab rasa sebel  mampir ke hati orang. Menjadi menyebalkan mendatangkan kepuasan tersendiri, parah deh !



Karena sebel memang kerjaan hati maka urusannya juga kembali ke hati. Dalam sebuah hadits yang dijelaskan dalam kitab Musnad Imam Ahmad Rasululloh saw, bersabda yang artinya “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, tidaklah menetapkan sesuatu melainkan itu baik baginya, jika mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, maka yang demikian merupakan kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesusahan ia bersabar maka yang demikian merupakan kebaikan baginya”  (HR Muslim)



Merujuk pada hadits diatas hendaknya apapun yang terjadi dapat mendatangkan kebaikan pada kita, mau senang mau susah, mau kerja atau dikerjain, kita semestinya dapat mendapatkan kebaikan dari masalah yang kita hadapi,  jadi tak ada salahnya kalau menganonimkan sebel dengan senang betul.



Buat teman- teman PKS tetap semangat dalam kebaikan, semuanya baik kok, tinggal kita menyikapinya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar