@princess_PKS
: |Dek, nyita hatimu, boleh? | Boleh, sesuai aturan ya...jumpai orang
tua bla..bla.. | Eh, harus? | Gak usah nyebelin ky KPK de bang...
Transkrip diatas saya kutip dari
status fb teman, yang mungkin ingin menggambarkan betapa kesal, kecewa terhadap
kinerja KPK, maklum kinerja KPK dinilai tidak adil oleh teman-teman di PKS,
yang sepertinya begitu gencar membongkar kasus LHI, seakan lupa dengan kasus
besar lain yang begitu besar merugikan negara. Belum lagi isu pembubaran PKS
ikut dihembuskan, lha wong yang sudah masuk LP saja partainya gak dibubarin,
kok yang belum terbukti mau dibubarin, nyebelin !.
Tapi bukan PKS atau KPK nya yang menjadi titik
tekan dalam tulisan ini, satu kata saja “ Nyebelin”, walaupun saya sendiri
khawatir kalau kata nyebelin identik dengan komisi anti rasua tersebut, mau
jadi apa pemberantasan korupsi di negeri ini, tapi biarlah itu urusan KPK dan
teman-teman yang punya akses untuk itu yang mengingatkannya.
Menurut KBBI nyebelin berasal dari kata “sebel”
artinya mendongkol karena kecewa, kesal dan sebangsanya. Perasaan kecewa
biasanya hadir ketika harapan tak sesuai kenyataan, apa yang diinginkan tak
sesuai realita, ketika kesalahan terjadi berulang-ulang, ketika ada kesenjangan
dan ketidakadilan, ketika dikerjain teman, ketika konsultasi proposal skripsi
berkali-kali tak di acc dan banyak lagi. Berbagai ekspresipun bisa dilihat
kalau orang lagi sebel, ada yang ngomel, cemberut, manyun, walau demikian sebel
sebenarnya kerjaan hati. Sebagai manusia kita punya potensi untuk memiliki rasa
itu, keinginan kita begitu banyak sementara kemampuan terbatas, dan bukan
sekedar punya potensi untuk memiliki rasa sebel, kita juga punya potensi
membuat orang lain merasa sebel alias menyebalkan.
Ketika orang sebel karena keteledoran, mungkin
kata maaf masih ringan terucap, sayangnya ada orang-orang yang kadang justru
merasa senang dan menang, ketika menjadi sebab rasa sebel mampir ke hati orang. Menjadi menyebalkan
mendatangkan kepuasan tersendiri, parah deh !
Karena sebel memang kerjaan hati maka urusannya
juga kembali ke hati. Dalam sebuah hadits yang dijelaskan dalam kitab Musnad
Imam Ahmad Rasululloh saw, bersabda yang artinya “Sungguh menakjubkan urusan
seorang mukmin, tidaklah menetapkan sesuatu melainkan itu baik baginya, jika
mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, maka yang demikian merupakan kebaikan
baginya. Jika mendapatkan kesusahan ia bersabar maka yang demikian merupakan
kebaikan baginya” (HR Muslim)
Merujuk pada hadits diatas hendaknya apapun
yang terjadi dapat mendatangkan kebaikan pada kita, mau senang mau susah, mau
kerja atau dikerjain, kita semestinya dapat mendapatkan kebaikan dari masalah
yang kita hadapi, jadi tak ada salahnya
kalau menganonimkan sebel dengan senang betul.
Buat teman- teman PKS tetap semangat dalam
kebaikan, semuanya baik kok, tinggal kita menyikapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar