PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 05
PADANG ULAK TANDING
A. Latar
Belakang Masalah
Di dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dalam mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan
kurikulum 2013 sebagaimana dalam salinan lampiran Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 juga mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja
yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan
induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif. Dari sisi konten,
materi pembelajaran pada jenjang sekolah dasar ranah attitude
harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau
dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge
lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun
soft skills dan hard skills pada jenjang perguruan tinggi. Di perguruan tinggi
ranah knowledge lebih dominan
diajarkan dibandingkan ranah skills
dan attitude.[1]
Diharapkan dengan ranah attitude yang lebih besar akan menjadi
pondasi bagi terciptanya generasi yang berakhlak mulia, karena pada jenjang SD
penanaman nilai dan sikap + 80
% dan
sisanya 20 % merupakan pengetahuan dan keterampilan, hal ini berbanding
terbalik dengan kurikulum sebelumnya dimana porsi pengetahuan dan ketrampilan
80% sementara nilai dan sikap hanya 20%.
Disamping muatan aqidah dan ibadah dalam
pendidikan agama Islam juga memuat konten akhlak dan budi pekerti, mengajarkan
nilai-nilai luhur. Oleh karena itu pendidikan agama Islam menjadi sangat
penting ketika kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar ingin berhasil secara
maksimal.
Pendekatan pembelajaran yang umum digunakan
pada pembelajaran pendidikan agama Islam adalah pendekatan yang konvensional seperti,
hafalan, praktik, imla, cerita dan sebagainya. Sementara pendekatan saintifik
cenderung digunakan pada mata pelajaran umum.
SD Negeri 05 Padang Ulak Tanding
merupakan SD Inti yang membawahi beberapa SD imbas, sehingga keberhasilan pembelajaran
pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding menjadi penting, karena
secara otomatis akan menjadi acuan bagi SD SD imbas yang ada di wilayahnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri 05 Padang Ulak
Tanding, dapat diketahui bahwa SDN 05 Padang telah melaksanakan kurikulum 2013
mulai tahun pembelajaran 2014/2015 untuk kelas 1, 2, 4 dan 5. Sedangkan kelas 3
dan kelas 6 direncanakan mulai melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun
pembelajaran 2015/2016.[2]
Mengingat amanat kurikulum 2013 yang
menghendaki pendekatan saintifik dalam setiap pembelajaran, hal ini menjadi
dasar bagi penulis untuk menggali bagaimana konsep pendekatan saintifik dalam
pembelajaran agama Islam, bagaimana implementasinya di SD Negeri 05 Padang Ulak
Tanding.
B. Identifikasi
Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas penulis berpendapat bahwa ada hal yang perlu di padukan
antara pendekatan pembelajaran pendidikan agama Islam yang biasanya menggunakan
pendekatan konvensional seperti hafalan, imla dan sebagainya dengan pendekatan
saintifik yang merupakan pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
Penulis
berpendapat hal ini perlu di teliti untuk mengetahui konsep pendekatan
pembelajaran saintifik pada pembelajaran guru pendidikan agama Islam dan
implementasinya di SD Negeri 05 Padang Ulak Tanding.
C. Batasan
Masalah
Mengingat
luasnya bahasan tentang pendekatan pembelajaran saintifik, maka penulis
membatasi penelitian ini dilakukan hanya pada konsep dan implementasi pendekatan
pembelajaran saintifik pada pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak
Tanding dalam kurun waktu semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan
masalah
Untuk memudahkan pengkajian
penelitian, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana
konsep pendekatan pembelajaran saintifik
?
b. Bagaimana
konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
c. Bagaimana
implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
05 Padang Ulak Tanding?
E. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui gambaran konsep pendekatan saintifik.
2. Untuk
mengetahui penerapan konsep pendekatan
saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Untuk
mengetahui penerapan konsep pendekatan
saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 05 Padang Ulak
Tanding.
F.
Manfaat
penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah :
1.
Secara
akademis penelitian ini berguna untuk menambah khazanah keilmuan dan
perbendaharaan ilmiyah.
2.
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga pendidikan dan guru ketika
menghadapi kendala dalam mengiplementasikan Kurikulum 2013.
3.
Penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan rujukan awal bagi penelitian-penelitian lanjutan
terkait pengimplementasian Kurikulum 2013
G. Landasan
Teoritis
1. Pendekatan
pembelajaran saintifik
Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya
strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung
pada pendekatannya.[3]
Pendekatan pembelajaran merupakan
suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara
efesien dan efektif. Cara-cara yang dipilih dalam menyusun strategi
pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik. Strategi belajar mengajar tidak hanya
terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi
pengajaran atau paket pengajarannya serta pendekatan yang digunakan.
Menurut Sitiatava Rizema pembelajaran berbasis sains
adalah proses transfer dua arah antara
guru (pemberi informasi) dan siswa (penerima informasi) dengnan metode tertentu (proses sains). [4]
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan
dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
simpulan yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau
situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang
lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang
dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik.Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan
data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis,
kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun
2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi dan mengkomunikasikan.
2. Pembelajaran
Menurut Muhamad Asrori “Secara umum pembelajaran merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman individu yang
bersangkutan”.[5]
Sedangkan menurut Heri Gunawan pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain instruksional (instruksional
design) untuk membuat siswa atau peserta didik belajar secara aktif (student
active learning) yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.[6] Proses
pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan
tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber
daya, sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.
Menurut Gagne “Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara
seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuat berhasil guna”.[7]
Oleh karena itu menurut Miarso “Pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan
tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya”.[8]
Pengelola lembaga pendidikan dan guru hendaknya memperhatikan
pendekatan pembelajaran yang digunakan dan dalam kaitan bahwa pembelajaran
berorientasi pada siswa, menurut Sumiyati dan Asra “Peran guru bergeser dari
menentukan apa yang akan dipelajari ke
bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.[9]
3. Pendidikan
Agama Islam
Marimba memberikan definisi
pendidikan agama Islam sebagai bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukkum-hukkum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran agama Islam.[10]
Menurut Zakiyah Daradjat mengartikan
pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah) lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya
mengamalkan serta menjadikan Islam sebgaia pandangan hidup.[11]
Yang dimaksud pembelajaran
pendidikan agama Islam oleh penulis dalam penelitian ini adalah kegiatan
pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak
Tanding.
H. Metodologi
Penelitian
1.
Tipe
Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, karena penelitian ini menekankan pada satu variabel yaitu penggunaan
pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, sebagaimana menurut Nana
Syaodih Sukmadinata “Kalau permasalahannya difokuskan pada satu variabel atau aspek
dan tujuannya ingin mendapatkan deskripsi dari variabel atau aspek tersebut,
maka metodenya adalah deskriptif atau survai”[12]
Penelitian kualitatif (qualitatif reseacrh) adalah suatu
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis, fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individual atau kelompok.[13]
Didasarkan pada landasan diatas penulis memilih metode deskriptif
qualitatif dalam penelitian ini, karena penelitian ini dilakukan untuk
menggambarkan sebuah fenomena penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran
pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding.
2.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian adalah kegiatan pembelajaran pendidikan Agama
Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding pada Tahun Pelajaran 2014/2015
3.
Sumber
Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder
dari subjek penelitian, yaitu informan-informan yang telah dipilih sebagai
dalam hal ini Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, SDN 05 Padang Ulak Tanding, buku-buku serta
dokumen-dokumen yang relevan.
4.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data yang
beragam (multi teknik) dilakukan
antara lain dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta tidak
menutup kemungkinan terjadi penyesuaian dalam pelaksanaan di lapangan.
a.
Wawancara
(interview)
Wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dalam bentuk in-defth
unterview (wawancara secara mendalam), wawancara dimaksudkan untuk
memperoleh data mengenai permasalahan penelitian yang semakin lengkap dan
mendalam. Pada teknik wawancara ini subjek penelitian lebih kuat pengaruhnya
daripada isi wawancara.
b.
Pengamatan
(observasi)
Observasi
dilakukan dengan mengamati langsung penggunaan pendekatan saintifik pada
pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengamat non partisan.
c.
Dokumentasi
Menurut
Noeng Muhadjir “Pemanfaatan dokumentasi meliputi sumber-sumber tertulis,
peraturan, laporan, buku catatan, data statistik, photo dan rekaman peristiwa”.[14]
Dokumen ini penting untuk meng-cros cek
hasil pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Dokumen yang
digunakan dalam peneletian ini adalah dokumen resmi SDN 05 Padang Ulak Tanding.
5.
Teknik
Analisis Data
Proses analisis data bersifat induktif, menghimpun dan memadukan
data-data khusus menjadi kesatuan-kesatuan informasi. Analisis data dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data, sambil mengumpulkan data dan mencari
temuan-temuan dilapangan, proses analisis terus dilakukan. Analisis data
kualitatif deskriptis menggunakan model interaksi yang dikembangkan oleh Milles
dan Huberman. Analisis dalam model ini terdiri dari empat komponen yang saling
berinteraksi, meliputi: pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkah analisis data model interaktif
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, pengumpulan data, merupakan tahap pengumpulan data hasil
penelitian di lapangan dalam bentuk
deskriptif sesuai dengan catatan kecil (field notes), kemudian
catatan deskriptif ini dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi
komentar, pendapat atau penafsiran peneliti terhadap fenomena yang ditemukan di
lapangan.
Kedua, reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan,
perhatian, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan
lapangan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama penelitian
dilakukan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang menajamkan,
mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan dengan penggunaan
pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang
Ulak Tanding, kemudian dibuatkan ringkasan, pengkodean, penelusuran tema-tema,
membuat catatan kecil yang dirasa penting, proses tersebut dilakukan sejak
pengumpulan data belum berlangsung, diterapkan pada waktu pengumpulan data dan
bersamaan dengan penyajian dan verifikasi data.
Ketiga, penyajian data, merupakan tahapan penyajian data hasil
temuan lapangan dalam bentuk teks naratif, yaitu uraian verbal tentang penggunaan
pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang
Ulak Tanding. Setelah data dikumpulkan dan dispesifikasikan dilakukan penyajian
data dalam bentuk laporan. Namun apabila data yang disajikan perlu direduksi
kembali, maka reduksi dapat dilakukan kembali guna mendapatkan informasi yang
lebih sesuai dengan penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama
Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, selanjutnya data disederhanakan dan
disusun secara sistematik.
Keempat, tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data, tahap ini
merupakan upaya mencari makna dari komponen-komponen data yang disajikan dengan
mencermati pola-pola, keteraturan , penjelasan, konfigurasi an hubungan sebab
akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi data tentang penggunaan
pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang
Ulak Tanding, selalu dilakukan peninjauan kembali terhadap penyajian data yang
ditemukan dalam penelitian dilapangan. Keempat tahapan dalam analisis data ini
tetap saling terjalin pada waktu pengumpulan data berakhir, sampai proses
penulisan laporan penelitian selesai. Teknik analisis data dapat dilihat pada
bagan dibawah ini:
Gambar.1.
Teknis analisis data interaktif model Miles dan Huberman[15]
I.
Sistematika
penulisan
Agar permasalahan yang akan dibahas mudah dipahami
maka penulis merencanakan penulisan ini menjadi beberapa bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan,
yang berisikan : latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II : Landasan teori, yang berisikan: pengertian pendekatan
pembelajaran, pendekatan pembelajaran saintifik, kelebihan pendekatan
pembelajaran saintifik, kekurangan pendekatan pembelajaran saintifik, langkah-langkah pendekatan pembelajaran
saintifik, pendekatan pembelajaran saintifik pada pendidikan agama Islam .
Bab III : Metodologi
penelitian yang berisikan : jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV : Hasil
penelitian dan pembahasan yang berisikan : deskripsi wilayah penelitian serta
hasil penelitian.
Bab V : Penutup
yang berisikan : kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran, Bandung: Wacana
Prima, 2009
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Kemendiknas,
Pembelajaran Berbasis PAIKEM (CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran
Tematik), Jakarta: Dirjen PMPTK Kemendiknas, 2010
Gunawan Heri. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Bandung: Alfabeta.2012
Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014) .
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
Rake Sarasin, 2000
Putra, Siti Atava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif
Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press, 2013
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010
Sumiati
dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2010
[1] Kemendikbud, Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014) h. 8.
[2]
Rohama, Wawancara,
tanggal 1 Oktober 2014
[3] Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Kemendiknas,
Pembelajaran Berbasis PAIKEM ,CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran
Tematik, (Jakarta: Dirjen PMPTK Kemendiknas, 2010).h.8
[4] Sitiatava
Rizema Putra. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains,
(Jogjakarta: Diva Press, 2013).h.53
[5]
Mohamad Asrori,
Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009).h.6
[6] Heri Gunawan, Kurikulum
dan Pembelajaran Pendidikan Agana Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012).h.108
[7] Direktorat
Tenaga Kependidikan, Loc. Cit
[9] Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung:
Wacana Prima, 2009).h.8
[11] Ibid
[12] Nana Syaodih Sukmadinata. Metode
Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010). h.278
[13] Ibid. h.60
[14] Noeng
Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,
2000), h16
[15] Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian
Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010).h.69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar