Minggu, 02 November 2014

Musyawarah





 Musyawarah

“Assalamu’alaikum waroh matullahi wabarokatuh” suara khas kapten kelas Raden Mas Purwacaraka Abdi Negoro memecah suasana hening, sehening kuburan tengah malam jum’at kliwon tanggal 13, maklum sang kapten kelas punya aura tersendiri dan itu yang membuat ia dipercaya menjadi ketua kelas dari semester satu sampai kini, sampai nanti, sampai ketemu lagi, eh,. Sementara, sang sekjen yang culun masih khusyu dengan kertas dan pena siap mengabadikan jalannya rapat dalam notulen sejarah, bahkan mungkin lebih khuysu dibanding sholat subuhnya yang cuma dua rakaat, eh,. .afwan tenanan sekjen, becanda,.

Hari ini seperti telah diagendakan oleh protokoler kelas diadakan musyawarah membahas bagaimana cara menghabiskan uang kas yang membengkak, wuih, ngabisin duit saja susah, maksudnya biar bermanfaat gitu, kami kan orang-orang baik, baik hatinya, baik wajahnya dan yang jelas pura-pura baik kalau ada maunya. Setelah musyawarah dibuka mulai bermunculan ide-ide bagai jamur dimusim hujan, maklum tanah kami tanah subur, tongkat kayu dan batupun jadi tanaman (ngelantur lagi). Ada yang usul buat acara makan-makan, gak apa sih asal jangan saling makan, tapi yang paling banyak inginnya berwisata, ini usul di prakarsai oleh tetua kami Mr. Num Selangit Luas, mahasiswa  yang easy going, murah senyum, ramah, duduk dikelas kalau nggak paling depan ya paling belakang, mungkin ada filosofi tersendiri dengan pemilihan kursinya, tak tahulah nanti kita teliti  waktu buat skripsi tentang pengaruh pemilihan kursi kuliah dengan IPK mahasiswa. Ya sekali-kali jalan bareng mumpung belum pisah, kita orang kan bakal sibuk dengan urusan masing-masing kalau usai kuliah, belum lagi kalau banyak yang jadi pejabat,  jangankan jalan bareng, ketemu saja bakal susah, tahukan tipikal pejabat kita, kalau mau ditemui, paling ajudannya bilang Bapak sedang ada rapat gak bisa diganggu, memang kita gulma apa.

Wisata enaknya kemana ya, ke Bengkulu ? ada apa, kata Mas Tan kalau ke Bengkulu ada Benteng Malborough, ada Pantai panjang, itu pasti..,, kalau pendek bukan pantai namanya tapi kubangan kerbau, ada Danau Dendam Tak Sudah, padahal di Bengkulu banyak ustad lo,..  ada Rumah Bung Karno dan jangan lupa rumah dia juga ada di wilayah Bengkulu, bisa singgah kan., dasar Mas Tans maunya enak sendiri, ni makhluk walaupun terlihat serius kadang ngomongnya gelantur juga kemana-mana, Pekan Baru - Linggau - Bengkulu seperti bus Bengkulu Kito, coba saja tanya binatang apa yang hidup di dua alam, paling jawabnya babi ngepet,.. ??##&  maklum diprodi kami gak ada biologi yang ada urusan aqidah, begitu kilahnya. Atau waktu sekjen tanya “Gimana ngurangi rasa malas mas, ini serius  ?”dengan santai dan wajah  tak berdosa dia jawab kalau anak kecil zaman dahulu’ obat malas itu rotan, semalas apapun dia kalau bapaknya sudah pegang rotan, langsung lari dan berangkat ngaji, berhubung sekarang sudah besar ditambah zaman sudah agak moderen, rotan bisa diganti dengan senapan laras panjang,.. . di dor maksudnya ??, iya,.. orang malas itu laa yumuutu walaa yahya, tidak bermutu ngabisin biaya, jadi di dor..  juga tak apa, ini dalil darimana ya,..

“Kalau ke Padang gimana ?”, kata si Pipin mahasiswi mungil yang tergabung dalam group “I am 3”maklum dia datang dari negeri Malin Kundang, asal gak kutuk aku jadi batu ya gak papa, aku kan anak sholih yang berbakti,  kalau mau kutuk saja aku jadi orang kaya yang dermawan, mau ?.  Katanya sih disana ada Jam Gadang, kayak big ben yang di inggris, ada Teluk Bayur, dan lain-lain.  Tak tahu juga mengapa bikin group namanya “I am 3”artinya gak ngerti, kepanjangannya juga gak tahu, mungkin karena geng ini terbentuk pada semester 3, tapi kapan wisudanya kalau semester tiga terus, atau bakalan bubar kalau mau wisuda? Lihat saja nanti, lagian bukan urusanku, oleh karenanya aku tak mengurusi itu, katanya sih sejenis geng kebaikan, bukan geng motor yang suka tebar teror, semoga saja.

Akhirnya musyawarah selesai dengan keputusan berwisata ke negeri malin kundang, tinggal persiapan abis itu tawakal, ayatnya emang ghitu, “faidza azamta fatawakal alallah” tahu artinya?  buka qur’annya sana,  update status mulu di fb, kapan baca qur’an,...

Kamis 28 Juni 2012, 23.00 wib

PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 05 PADANG ULAK TANDING



PENDEKATAN SAINTIFIK PADA  PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 05 PADANG ULAK TANDING

A.      Latar Belakang Masalah
Di dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dalam mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan kurikulum 2013 sebagaimana dalam salinan lampiran Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 juga mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif. Dari sisi konten, materi pembelajaran pada  jenjang sekolah dasar  ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang perguruan tinggi. Di perguruan tinggi ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.[1]
Diharapkan dengan  ranah attitude yang lebih besar akan menjadi pondasi bagi terciptanya generasi yang berakhlak mulia, karena pada jenjang SD penanaman nilai dan sikap +  80 %  dan  sisanya 20 % merupakan pengetahuan dan keterampilan, hal ini berbanding terbalik dengan kurikulum sebelumnya dimana porsi pengetahuan dan ketrampilan 80% sementara nilai dan sikap hanya 20%.
Disamping muatan aqidah dan ibadah dalam pendidikan agama Islam juga memuat konten akhlak dan budi pekerti, mengajarkan nilai-nilai luhur. Oleh karena itu pendidikan agama Islam menjadi sangat penting ketika kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar ingin berhasil secara maksimal.
Pendekatan pembelajaran yang umum digunakan pada pembelajaran pendidikan agama Islam  adalah pendekatan yang konvensional seperti, hafalan, praktik, imla, cerita dan sebagainya. Sementara pendekatan saintifik cenderung digunakan pada mata pelajaran umum.
SD Negeri 05 Padang Ulak Tanding merupakan SD Inti yang membawahi beberapa SD imbas, sehingga keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding menjadi penting, karena secara otomatis akan menjadi acuan bagi SD SD imbas yang ada di wilayahnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri 05 Padang Ulak Tanding, dapat diketahui bahwa SDN 05 Padang telah melaksanakan kurikulum 2013 mulai tahun pembelajaran 2014/2015 untuk kelas 1, 2, 4 dan 5. Sedangkan kelas 3 dan kelas 6 direncanakan mulai melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun pembelajaran 2015/2016.[2]
Mengingat amanat kurikulum 2013 yang menghendaki pendekatan saintifik dalam setiap pembelajaran, hal ini menjadi dasar bagi penulis untuk menggali bagaimana konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran agama Islam, bagaimana implementasinya di SD Negeri 05 Padang Ulak Tanding.
B.       Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas penulis berpendapat bahwa ada hal yang perlu di padukan antara pendekatan pembelajaran pendidikan agama Islam yang biasanya menggunakan pendekatan konvensional seperti hafalan, imla dan sebagainya dengan pendekatan saintifik yang merupakan pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
Penulis berpendapat hal ini perlu di teliti untuk mengetahui konsep pendekatan pembelajaran saintifik pada pembelajaran guru pendidikan agama Islam dan implementasinya di SD Negeri 05 Padang Ulak Tanding.
C.       Batasan Masalah
Mengingat luasnya bahasan tentang pendekatan pembelajaran saintifik, maka penulis membatasi penelitian ini dilakukan hanya pada konsep dan implementasi pendekatan pembelajaran saintifik pada pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding dalam kurun waktu  semester genap  Tahun Pelajaran 2014/2015.
D.      Rumusan masalah
Untuk memudahkan pengkajian penelitian, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.    Bagaimana konsep  pendekatan pembelajaran saintifik ?
b.    Bagaimana konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
c.    Bagaimana implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding?
E.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui gambaran konsep pendekatan saintifik.
2.    Untuk mengetahui penerapan  konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.    Untuk mengetahui penerapan  konsep pendekatan saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding.
F.        Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.         Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah khazanah keilmuan dan perbendaharaan ilmiyah.
2.         Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga pendidikan dan guru ketika menghadapi kendala dalam mengiplementasikan Kurikulum 2013.
3.         Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan awal bagi penelitian-penelitian lanjutan terkait pengimplementasian Kurikulum 2013
G.      Landasan Teoritis
1.      Pendekatan pembelajaran saintifik
Pendekatan  pembelajaran  dapat  diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya.[3]
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif. Cara-cara yang dipilih dalam menyusun strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya serta pendekatan yang digunakan.
Menurut Sitiatava Rizema pembelajaran berbasis sains adalah proses transfer dua arah  antara guru (pemberi informasi) dan siswa (penerima informasi)  dengnan metode tertentu (proses sains). [4]
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi dan mengkomunikasikan.
2.      Pembelajaran
Menurut Muhamad Asrori “Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman individu yang bersangkutan”.[5]
Sedangkan menurut Heri Gunawan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain instruksional (instruksional design) untuk membuat siswa atau peserta didik belajar secara aktif (student active learning) yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.[6] Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya, sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.
Menurut Gagne “Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuat berhasil guna”.[7] Oleh karena itu menurut Miarso “Pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya”.[8]
Pengelola lembaga pendidikan dan guru hendaknya memperhatikan pendekatan pembelajaran yang digunakan dan dalam kaitan bahwa pembelajaran berorientasi pada siswa, menurut Sumiyati dan Asra “Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari  ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.[9]
3.      Pendidikan Agama Islam
Marimba memberikan definisi pendidikan agama Islam sebagai bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukkum-hukkum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran agama Islam.[10]
Menurut Zakiyah Daradjat mengartikan pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah)  lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan Islam sebgaia pandangan hidup.[11]
Yang dimaksud pembelajaran pendidikan agama Islam oleh penulis dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding.
H.  Metodologi Penelitian
1.      Tipe Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena penelitian ini menekankan pada satu variabel yaitu penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05  Padang Ulak Tanding, sebagaimana menurut Nana Syaodih Sukmadinata “Kalau permasalahannya difokuskan pada satu variabel atau aspek dan tujuannya ingin mendapatkan deskripsi dari variabel atau aspek tersebut, maka metodenya adalah deskriptif atau survai”[12]
Penelitian kualitatif (qualitatif reseacrh) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis, fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok.[13]
Didasarkan pada landasan diatas penulis memilih metode deskriptif qualitatif dalam penelitian ini, karena penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding.
2.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding pada Tahun Pelajaran 2014/2015
3.      Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dari subjek penelitian, yaitu informan-informan yang telah dipilih sebagai dalam hal ini Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam,  SDN 05 Padang Ulak Tanding, buku-buku serta dokumen-dokumen yang relevan.
4.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data yang beragam (multi teknik) dilakukan  antara lain dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta tidak menutup kemungkinan terjadi penyesuaian dalam pelaksanaan di lapangan.
a.      Wawancara (interview)
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dalam bentuk in-defth unterview (wawancara secara mendalam), wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai permasalahan penelitian yang semakin lengkap dan mendalam. Pada teknik wawancara ini subjek penelitian lebih kuat pengaruhnya daripada isi wawancara.
b.      Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat non partisan.
c.       Dokumentasi
Menurut Noeng Muhadjir “Pemanfaatan dokumentasi meliputi sumber-sumber tertulis, peraturan, laporan, buku catatan, data statistik, photo dan rekaman peristiwa”.[14] Dokumen ini penting untuk meng-cros cek  hasil pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Dokumen yang digunakan dalam peneletian ini adalah dokumen resmi SDN 05 Padang Ulak Tanding.
5.      Teknik Analisis Data
Proses analisis data bersifat induktif, menghimpun dan memadukan data-data khusus menjadi kesatuan-kesatuan informasi. Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, sambil mengumpulkan data dan mencari temuan-temuan dilapangan, proses analisis terus dilakukan. Analisis data kualitatif deskriptis menggunakan model interaksi yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman. Analisis dalam model ini terdiri dari empat komponen yang saling berinteraksi, meliputi: pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkah analisis data model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, pengumpulan data, merupakan tahap pengumpulan data hasil penelitian di lapangan dalam bentuk  deskriptif sesuai dengan catatan kecil (field notes), kemudian catatan deskriptif ini dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau penafsiran peneliti terhadap fenomena yang ditemukan di lapangan.
Kedua, reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama penelitian dilakukan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang menajamkan, mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan dengan penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, kemudian dibuatkan ringkasan, pengkodean, penelusuran tema-tema, membuat catatan kecil yang dirasa penting, proses tersebut dilakukan sejak pengumpulan data belum berlangsung, diterapkan pada waktu pengumpulan data dan bersamaan dengan penyajian dan verifikasi data.
Ketiga, penyajian data, merupakan tahapan penyajian data hasil temuan lapangan dalam bentuk teks naratif, yaitu uraian verbal tentang penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding. Setelah data dikumpulkan dan dispesifikasikan dilakukan penyajian data dalam bentuk laporan. Namun apabila data yang disajikan perlu direduksi kembali, maka reduksi dapat dilakukan kembali guna mendapatkan informasi yang lebih sesuai dengan penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, selanjutnya data disederhanakan dan disusun secara sistematik.
Keempat, tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data, tahap ini merupakan upaya mencari makna dari komponen-komponen data yang disajikan dengan mencermati pola-pola, keteraturan , penjelasan, konfigurasi an hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi data tentang penggunaan pendekatan saintifik pada pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 05 Padang Ulak Tanding, selalu dilakukan peninjauan kembali terhadap penyajian data yang ditemukan dalam penelitian dilapangan. Keempat tahapan dalam analisis data ini tetap saling terjalin pada waktu pengumpulan data berakhir, sampai proses penulisan laporan penelitian selesai. Teknik analisis data dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
 







Gambar.1. Teknis analisis data interaktif model Miles dan Huberman[15]

I.         Sistematika penulisan
Agar permasalahan yang akan dibahas mudah dipahami maka penulis merencanakan penulisan ini menjadi beberapa bab, yaitu :
Bab I :          Pendahuluan, yang berisikan : latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II :         Landasan  teori, yang berisikan: pengertian pendekatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran saintifik, kelebihan pendekatan pembelajaran saintifik, kekurangan pendekatan pembelajaran saintifik,  langkah-langkah pendekatan pembelajaran saintifik, pendekatan pembelajaran saintifik pada pendidikan agama Islam .
Bab III :       Metodologi penelitian yang berisikan : jenis penelitian, waktu dan  lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV :       Hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan : deskripsi wilayah penelitian serta hasil penelitian.
Bab V :         Penutup yang berisikan : kesimpulan dan saran.











DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2009
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Kemendiknas, Pembelajaran Berbasis PAIKEM (CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik), Jakarta: Dirjen PMPTK Kemendiknas, 2010
Gunawan Heri. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Alfabeta.2012
Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014) .
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000
Putra, Siti Atava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press, 2013
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2010


[1] Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014) h. 8.
[2] Rohama, Wawancara, tanggal  1 Oktober 2014
[3]  Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Kemendiknas, Pembelajaran Berbasis PAIKEM ,CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Dirjen PMPTK Kemendiknas, 2010).h.8
[4] Sitiatava Rizema Putra. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Jogjakarta: Diva Press, 2013).h.53
[5] Mohamad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009).h.6
[6] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agana Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012).h.108
[7] Direktorat Tenaga Kependidikan, Loc. Cit
[8]  Ibid
[9]  Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009).h.8
[10]  Gunawan, Op. Cit .h.201
[11]  Ibid
[12]  Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010). h.278
[13]  Ibid. h.60
[14] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h16
[15]  Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010).h.69